Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi berlubang (45,3%).
Gigi berlubang juga tidak memandang usia. Untuk mengatasi gigi berlubang pada tahap awal, dokter gigi biasanya akan menganjurkan untuk melakukan perawatan penambalan gigi. Namun apakah prosedur tambal gigi anak dan orang dewasa sama? Sebelum membahas perbedaan penambalan gigi dewasa dan anak-anak, kita perlu mengetahui periode gigi geligi dan apa itu gigi berlubang.
Gigi-geligi periode pertama biasa disebut dengan gigi susu atau gigi sulung. Gigi susu biasanya mulai muncul pada anak usia 6 bulan. Pada saat anak menginjak usia 6 tahun, gigi susu satu-persatu mulai digantikan dengan gigi dewasa atau gigi permanen. Baik gigi susu maupun gigi dewasa dapat mengalami masalah gigi berlubang jika tidak dijaga dengan baik. Gigi berlubang berawal dari sisa-sisa makanan yang menempel di gigi. Jika tidak dibersihkan, bakteri di dalam mulut akan memetabolisme sisa makanan tersebut dan menghasilkan asam. Asam yang dihasilkan dari bakteri kemudian secara perlahan mengikis lapisan gigi dan membentuk lubang gigi. Jika dibiarkan, bakteri dan asam akan masuk lebih dalam sampai ke pulpa gigi, yaitu bagian gigi yang terdiri dari saraf dan pembuluh darah. Sebelum hal ini terjadi, sebaiknya Anda segera melakukan perawatan tambal gigi untuk menghentikan penjalaran infeksi dari bakteri penyebab gigi berlubang. Masalahnya, sering kali kita tidak menyadari keberadaan lubang gigi sampai munculnya rasa sakit gigi. Berikut ini adalah tanda-tanda gigi Anda perlu ditambal:
- Terdapat lubang gigi
- Terdapat bau tak sedap dari gigi yang rusak
- Ngilu pada saat makan manis atau minum dingin
- Nyeri saat menggigit
- Terdapat warna cokelat atau cokelat kehitaman di permukaan gigi
- Gigi retak, patah, atau terkikis akibat kebiasaan tertentu, seperti menggertakkan gigi atau menggigit kuku
Prinsip perawatan tambal pada gigi susu dan gigi dewasa hampir sama, yaitu merestorasi gigi berlubang dengan memasukkan bahan tertentu ke bagian gigi yang rusak. Perawatan ini bertujuan untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan juga estetika gigi yang rusak atau berlubang. Yang berbeda adalah struktur dan anatomi antara gigi susu dan gigi dewasa. Bahan yang digunakan untuk tambal gigi dewasa umumnnya adalah komposit, sedangkan untuk tambal anak-anak umumnya menggunakan semen ionomer kaca atau kompomer. Selain itu, penanganan pada pasien anak dapat menjadi tantangan tersendiri. Dibutuhkan pendekatan khusus dan kesabaran yang lebih agar anak-anak dapat kooperatif selama perawatan gigi. Ketelatenan dokter gigi juga diuji agar melakukan perawatan gigi anak dengan tepat dan cepat untuk menghindari kejenuhan si kecil selama perawatan.
Membiasakan anak-anak untuk merawat gigi susu sejak dini akan melatih kebiasaan baik untuk menjaga kebersihan rongga mulutnya sampai nanti dewasa kelak. Pentingnya menyikat gigi dengan pasta gigi 2x sehari juga wajib diajarkan sedari kecil. Makan makanan bergizi seimbang, perbanyak makan serat seperti buah dan sayur, dan mengurangi konsumsi gula. Jangan lupa untuk mengunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk pembersihan dan memeriksa ada atau tidaknya masalah pada gigi. Kunjungan pertama si kecil ke dokter gigi adalah untuk pembelajaran cara membersihkan gigi yang baik dan benar. Pengenalan anak ke dokter gigi pada saat kondisi sakit gigi dapat menimbulkan kecemasan dan membuat anak tidak kooperatif bahkan trauma dengan perawatan gigi. Trauma ini pun dapat terbawa hingga anak dewasa kelak. Sebaiknya anak-anak dibawa ke dokter gigi pada saat gigi susu sudah tumbuh lengkap, atau sekitar usia 2-3 tahun. Peran orang tua dalam memberi contoh yang baik juga sangat penting bagi anak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi.