Susunan gigi yang tidak teratur menjadi masalah yang sering terjadi pada masyarakat Indonesia. Perawatan kawat gigi atau ortodonti kini sudah sangat umum dilakukan dengan tujuan untuk merapikan susunan gigi yang kurang ideal.
Pemasangan kawat gigi cekat biasanya dilakukan pada usia remaja dan dewasa muda, karena pergerakan gigi masih cukup mudah, sehingga pemakaian kawat gigi cukup 1-3 tahun saja. Bila susunan gigi sudah terlihat bermasalah sejak kecil, anak-anak juga dapat menggunakan kawat gigi lepasan dengan tujuan mengoreksi susunan gigi yang berjejal ringan dan mencegah perawatan gigi yang lebih kompleks dikemudian hari.
Susunan gigi yang normal tidak hanya mendukung kesehatan mulut, tetapi juga mempengaruhi kualitas hidup. Perawatan kawat gigi dapat menambah estetika wajah dengan merubah susunan gigi menjadi ideal, memperbaiki pengunyahan, mengurangi resiko gigi berlubang dan infeksi gusi, dan mencegah terjadinya masalah sendi rahang. Dokter gigi akan menyarankan pemasangan kawat gigi pada pasien dengan kondisi-kondisi :
- Gigi berjejal atau saling bertumpuk
- Jarak gigi yang terlalu renggang
- Rahang atau gigi atas jauh lebih maju daripada rahang atau gigi bawah (tonggos)
- Rahang atau gigi bawah lebih maju daripada rahang atau gigi atas (cameh)
- Kelainan pada posisi rahang yang menyebabkan gigi depan atas dan gigi depan bawah tidak bertemu
Banyak masyarakat Indonesia yang mengalami masalah susunan gigi, terutama masalah gigi tonggos. Gigi tonggos dikenal juga dengan istilah gigitan berlebih (overbite). Selisih jarak horizontal yang normal antara deret gigi depan atas dengan gigi depan bawah adalah 2mm. Jika lebih dari 2mm, maka seseorang dapat dikatakan tonggos. Kondisi ini dapat membuat seseorang kesulitan menutup mulut dan kehilangan rasa percaya diri. Gigi tonggos sering dikaitkan dengan faktor genetik, dimana ukuran rahang tidak sesuai dengan ukuran gigi-geligi. Di samping itu, beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat menyebabkan perubahan posisi dan susunan gigi, diantaranya :
- Menghisap jempol
- Menghisap / menggigit bibir
- Menggunakan dot / empeng dalam jangka waktu lama
- Bernapas dari mulut
- Tumor di mulut
Gigi tonggos kebanyakan disebabkan oleh faktor genetik atau bawaan lahir sehingga cukup sulit untuk dicegah. Jadi, yang bisa dilakukan ialah mencegah gigi tonggos semakin parah dengan mendeteksinya sedini mungkin, sehingga penting bagi kita untuk rutin memeriksakan gigi sedari kecil. Selain untuk menjaga kesehatan gigi, dokter juga dapat mendeteksi ada-tidaknya kelainan pada rongga mulut Anda. Bila dokter menemukan suatu masalah saat pemeriksaan, dokter dapat segera menentukan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.
Selama tidak memengaruhi kehidupan Anda, gigi tonggos sebetulnya tidak memerlukan penanganan. Namun jika Anda merasa terganggu, tidak ada salahnya untuk memperbaiki struktur gigi Anda. Selain memperbaiki estetika gigi, perawatan kawat gigi juga bertujuan untuk mencegah komplikasi yang mungkin timbul. Seberapa parah komplikasinya tergantung pada keparahan kondisi gigi tersebut. Komplikasi yang mungkin timbul diakibatkan gigi tonggos adalah :
- Mulut kering.
Mulut yang sering menganga juga dapat mengering karena Anda terbiasa untuk bernapas lewat mulut. Ini bisa meningkatkan risiko sejumlah masalah pernapasan.
- Rentan terhadap infeksi gusi, gigi berlubang, dan bau mulut.
Mulut yang kering menyebabkan bakteri dan sisa makanan lebih mudah menumpuk, sehingga menimbulkan berbagai masalah gigi dan mulut.
- Mengganggu proses pengunyahan.
Hal ini dikarenakan gigi atas yang tak bertemu secara tepat dengan gigi bawah. Maka dari itu, gigi terlalu maju dapat meningkatkan risiko masalah pencernaan, dan pada anak-anak dapat menimbulkan masalah tumbuh kembang.
Masalah pada susunan gigi umumnya dikarenakan faktor genetik, sehingga sulit untuk dicegah. Namun, Anda dapat mencegah resiko komplikasi dan memperbaiki susunan gigi dengan melakukan perawatan kawat gigi / ortodonti. Kebutuhan akan perawatan ini memang tergantung dari tingkat keparahannya, sehingga jangan ragu untuk mengonsultasikannya ke dokter gigi Anda.